.

Jumat, 03 Februari 2012

All About Grunge

Istilah GRUNGE muncul pertama kali pada awal tahun 90′an saat Nirvana melejit lewat singlenya Smeel Like Teen spirits. Grunge merupakan perpaduan antara Heavy Metal dengan Punk dengan dasar sound yang muncul ala the Stooges dan Black Sabbath. Meski suara gitarnya mirip musik metal 70′an, tetapi estetika Grunge jauh berbeda dari musik metal tsb. Lirik dan musiknya lebih mengarah ke punk dan idealisme indie seperti aliran American Hardcore awal ‘80an.
Berikut saia memilih tiga band Grunge yang di nilai berpengaruh besar dalam perkembangan aliran musik tersebut yaitu diantaranya Nirvana, SoundGarden dan Pearl Jam(ketiganyaterbentuk di Seattle, Washington) yang kerap di jadikan acuan bagi pengusung grunge yang lain seperti Stone Temple Pilots, CandleBox, SilverChair, Everclear, Bush dan Seven Mary Three.


NIRVANA


Lewat album kedua mereka yang bertajuk “Nevermind” Nirvana dianggap berjasa dalam mempopulerkan punk, post punk dan indie rock sehingga aliran tsb menjadi mainstream di Amerika.Sound Nirvana sendiri mirip Black Sabbath dan Cheap Trick dengan pengaruh dari band-band indie rock seperti The Vaselines dan Meat Pupppets. Jadilah musik Nirvana yang berideologi indie dengan melodi pop dan distorsi heave metal.
Sejarah Nirvana di awali oleh pertemuan Kurt Cobain(Guitar/Vocal) dan Krist Novoselic(Bass) lewat Buzz Osboume(leader dari grup The Melvins) di Aberdeen(dekat Seattle) pada tahun 1985. Meski memiliki latar belakang keluarga yang berbeda(keluarga Krist cukup harmonis sedangkan orang tua Kurt telah bercerai), mereka sama-sama menyukai musik hardcore punk. Kurt yang pernah gabung dengan band Punk yang bernama Fecal Matter kemudian membentuk Stiff Woodies bersama Krist. Waktu itu Kurt main drum dan krist pegang bass. Posisi
Gitar dan vocal diisi oleh pemain tambahan sebelum Kurt memutuskan untuk menjadi gitaris sekaligus vocalis. Bersama drumer Aaron Burkhart, nama Stiff Woodies di ganti menjadi Skid Row, lalu di ubah lagi pada tahun 1987 menjadi Nirvana setelah setahun sebelumnya Aaron Burkhart keluar dan digantikan oleh Chad Channing. Nirvana kemudian membuat sepuluh demo bersama produser Jack Endino yang menawarkan demo tsb ke Jonathan Poneman, salah satu pendiri label Sub Pop(bareng Bruce Pavitt). Di bulan Desember 1988, Nirvana pun merilis single pertama lewat Sub Pop yang berjudul Love Buzz milik kelompok rock tahun 70′an asal Belanda, Shocking Blue. Single ini cukup sukses sehingga Nirvana langsung merilis debut album yang pertama yaitu Bleach(1989) dengan biaya hanya 600 dollar. Perlahan tapi pasti Bleach menjadi hit di radio-radio di kampus dan Nirvana secara konsisten mengadakan tur bersama gitaris kedua yaitu Jason Everman meski namanya di tulis di sampul kaset tetapi tidak main di satu lagupun. Jason kemudian meninggalkan Nirvana dan bergabung dengan Soundgarden kemudian Mindfunk.Bleach terjual sekitar 35.000 keping dan menjadi album favorit di kampus-kampus. Setelah merilis single Sliver, Dive bersama Butch Vig dan drumer Mudhoney, Dan Peters, Dave Grohl(eks hardcore band, Scream) masuk dan menjadi drumer tetap di Nirvana. Mereka lalu menggarap album keduanya yang bertajuk Nevermind di bawah label raksasa yaitu Geffen Records yang di rilis pada September 1991, setelah tur ke Eropa bareng Sonic Youth.
Lagu empat chord yang berjudul Smell Like Teen Spirits single dari album Nevermind ternyata meraih sukses berat. Videonya terus menerus diputar di salah satu stasiun music MTV dan menerobos Top Ten AS. Ditangga album Nevermind bahkan mengalahkan album milik Michael Jackson(Dangerous) dan sekaligus meraih triple platinum. Bukan hanya dunia industri musik yang di kejutkan oleh sukses besar tersebut, tetapi juga para personil Nirvana sendiri. Mereka tampaknya tidak siap mental untuk menerima kesuksesan tersebut. Popolaritas membuat ketiganya tertekan dan mulai bertingkah aneh dengan aksi panggung yang selalu di akhiri dengan perusakan alat-alat musik yang ada di panggung. Tekanan ini juga membuat Kurt dekat dengan obat-obat sialan itu. Pernikahan Kurt dengan Courtney Love(Hole) tahun 1992, tidak memperbaiki keadaan. Kurt semakin kecanduan obat, Love bahkan di kabarkan juga mengkonsumsi obat-obat sialan itu pada saat hamil putri mereka, Frances Bean. Masalah pribadi membuat Nirvana tidak menggarap album baru, sebagai gantinya mereka merilis Incestiside(1992) yang merupakan kumpulan-kumpulan single lama. Baru di tahun 1993 mereka merilis album In Utero bersama produses Steve Albini. Album ini sukses di pasaran dengan Hit Heart Shaped Box dan All Apologies. Kesuksesan Nirvana Nirvana tidak diikuti dengan kesembuhan Kurt, Kurt semakin tenggelam dalam depresinya dan beberapa kali berusaha untuk bunuh diri. Puncaknya, Kurt dikabarkan meninggal akibat bunuh diri dengan menembakan kepalanya sendiri pada bulan April 1994. Kematian Kurt membuat Krist dan Dave memutuskan untuk membubarkan Nirvana. Sebelumnya, mereka merencanakan merilis album MTV Unplugged(1994) dan From Muddy Banks of the Wishkah(1996) secara live version. Dua mantan personil Nirvana kemudian membentuk grup baru. Krist membentuk trio Sweet 75 dan Dave menjadi Gitaris dan vocalis Foo Fighters

SOUND GARDEN



Meski dipengaruhi oleh blues rock Led Zeppelin dan rif-rif slow yang murung ala Black Sabbath, SoundGarden bukanlah band Metal. Musik mereka memiliki cita rasa punk seperti band D.I.Y lainnya dan sentuhan humor yang ironis serta cerdas khas band UnderGround Amerika dipertengahan’80an.Kekuatan Vocal Chris Cornel dan rif gitar Kim Thayil yang lebar menjadikan ciri utama musik SoundGarden. Ciri khas pula yang membawa mereka keluar dari jalur Underground dan menjadi band Grunge pertama yang masuk ke dapur rekaman berlabel indie, Sup Pop dan kemudian naik ke Major Label.Sejarah Soundgarden dimulai saat tiga sahabat dari lilinois yaitu Kim Thayil(Guitar), Hiro Yamamoto(Bass) dan Bruce Pavitt kuliah di Olympia, Washington tahun 1981. Ketimbang menyelesaikan kuliah, merekabertiga malah lebih suka bergelut di arena musik Underground di Washington. Pavitt yang tidak piawai main musik menjadi pendiri label Sub Pop.Yamamoto lalu membentuk band di tahun 1984 dengan teman sekamarnya yaitu Chris Cornell(Vocal) yang berasal dari Seattle dan pernah menjadi drumer dibeberapa band. Setelah Thayil dan Scot Sundquist(Drum) bergabung band itu pun lalu di beri nama SoundGarden. Dan pada tahun 1986 Scot keluar dari posisinya lalu diisi oleh Matt Cameron, Soundgarden kemudian merilis single Hunted Down di bawah label Sub Pop tahun 1987 sebelum merilis EP Screaming Life(1987) dan EP kedua FOPP(198 menjadi Hit di kalangan Underground sehingga mereka langsung dilirik pihak Major Label. Baru setelah merilis Ultramega OK(198 di bawah label indie SST, Soundgarden melompat ke perusahaan besar A&M Records dan merilis Louder Than Love(1989). Yamamoto kemudian keluar untuk meneruskan sekolahnya, padahal album Louder mendapat nominasi Grammy Award. Jason Everman, mantan drumer Nirvana sempat mengisi kekosongan sebelum Ben Shepard bergabung tahun 1990.
Setahun kemudian, album Badmotorfinger dirilis, meski di nilai bagus dan sempat mencetak beberapa hit, album ini kalah sukses dengan Nevermind milik Nirvana yang di rilis bersamaan. Oleh pihak A&M, Soundgarden lalu di pasarkan sebagai band metal dan mengikutkan mereka dalam tour Use Your Illusion Guns ‘N Roses. Andil mereka dalam tour G’NR ini terangkat. Kesuksesan album Temple of the Dog(tribut to Andrew Wood) yang di kerjakan oleh Cornell dan Cameroon bareng Pearl Jam juga membuat Soundgarden semakin populer. Puncaknya, album Superunknown(1994), terjual lebih dari tiga juta keping dan meraih dua Grammy lewat single Black Hole Sun. Tetapi sangat di sayangkan kolompok yang di kenal dengan anti drugs ini tidak bertahan lama. Setelah merilis Down on the Upside(1996) yang meraih platinum dengan hit Pretty Noose, dan tampil di Lollapalooza, mereka memutuskan bubar pada bulan April 1997. Kabarnya para personilnya Soundgarden sudah tidak lagi sepaham dan memilih untuk mengerjakan proyeknya sendiri-sendiri.

PEARL JAM


Pearl Jam bangkit dari puing-puing Mother Love Bone yang di tinggal mati Vocalisnya, Andrew Wood akibat Over Dosis pada tahun 1990. Setahun kemudian gitaris Stone Gossard dan bassis Jesf Ament merekrut Mike Mc Cready(lead guitar), Eddie Vedder(vocal), dan Dave Krusen untuk membentuk Pearl Jam. Pada awal tahun 1992 mereka merilis debut album yang bertitle Ten saat itu industri musik mulai bisa menerima aliran lewat kesuksesan Nirvana. Ten langsung melejit menyamai jumlah penjualan Nevermind dengan tiga hit Alive Evenflow, dan Jeremy. Pearl Jam pun dikenal lewat musik yang memadukan rif heavy rock tahun ‘70-an dengan post-punk ‘80-an.
Tak lama setelah merilis album, drumer Krusen mengundurkan diri dari posisinya lalu langsung di isi oleh Dave Abruzzese. Bersama Abruzzese, Pearl Jam menggelar tour keliling Amerika termasuk konser Lollapalloza II. Meski namanya mulai naik daun, popularitas nampaknya menjadi hal yang tabu oleh para personel Pearl Jam. Mereka menolak membuat video untuk lagu-lagu seperti (Daughter, Animal, Rearview Mirror) dari album kedua Vs(1993). Padahal sebelumnya video Jeremy menjadi video terbaik versi MTV. Selain menolak membuat klip, Pearl Jam juga menolak menggelar konser di stadion besar. Mereka lebih suka pentas kecil termasuk di halaman kampus. Tur keliling Amerika tersebut akhirnya batal karena perselisihan Pearl Jam dengan Ticketmaster yang menjual harga tiket diatas 20 dollar. Pada tahun 1994 Pearl Jam kembali masuk ke studio rekaman dan menggarap album Vitalogy.
Setelah rampung, mereka memecat Dave Abruzzese dan merekrut mantan drumer RHCP (Eleven Jack Irons). Irons adalah sahabat lama Vedder yang dulu sempat ditawari untuk bergabung sebelum masuknya Krusen pada waktu awalnya Pearl Jam terbentuk. Dua minggu pertama, meski di rilis dalam jumlah terbatas(Vitalogy) telah bertengger di tangga lagu Top 60. Begitu dirilis dalam jumlah besar album ini meraih multi platinum dan menerobos ke posisi teratas tangga lagu dengan hit Immortality. Sementara itu para personel Pearl Jam meneruskan tuntutan mereka pada Ticketmaster di tahun 1995.
Pada tahun itu pula, Pearl Jam tampil dalam album Neil Young lewat lagu Mirror Ball. Setelah itu masing-masing personelnya sibuk dengan berbagai proyek sampingan. Eddie sibuk menjalani tur bareng Hovercraft yang ia bentuk pada tahun 1994, Stone mendirikan perusahaan rekaman indie dan McCready membentuk MadSession bareng vocalis Alice In Chains, Layne Stayley(Above). Album keempat, No Code menandai kemunduran popularitas. Eksperimen musik yang mereka lakukan di album ini membuat para penggemar Pearl Jam terkejut. Album No Code banyak menampilkan lagu-lagu bertempo lambat seperti Off He Goes, I’m Open, dan Around The Bend. Perselesihan dengan tiketmaster juga membuat band ini tidak menggelar tur.
Praktis di tahun 1997 nama Pearl Jam seakan tenggelam. Mereka lalu bangkit lewat Yield(1998). Di album ini Pearl Jam kembali menggeber musik hard rock dan menggelar konser-konser besaran. Dialbum ini pula Ament dan McCready mulai menulis lagu secara penuh—sebelumnya hanya Gossard dan Vedder yang menulis lagu pada setiap albumnya. Terakhir, Pearl Jam merilis album live yang berjudul Live On Two Leg di akhir tahun 1998.

“GRUNGE KITA DAN PERSEPSI MINUS MEREKA”



Yups sering sekali kesan seperti itu muncul ketika sisi idealis yang sedemikian teguh kita jaga harus bersentuhan dengan sudut pandang orang lain yang entah untuk kepentingan apa mereka mengakselerasi persepsinya hingga kadang melewati batas normal kewajaran. Mengacu pada pengacuhan nilai, norma serta tata krama terhadap sikap menghormati sesama. Orang-orang yang merasa pintar dengan menganggap apa yang mereka pikirkan adalah benar, apa yang mereka ucapkan sudah sempurna tanpa sedikitpun pertimbangan akan dampak apa yang timbul jika ter-sensasi di telinga bahkan benak orang lain di sekitarnya…Berbanding terbalik????? Kontras??? Un-sinkron? bla..bla..blaaa..
Penjabaran saya di atas tak lain tak bukan adalah tentang GRUNGE. Genre, idealisme, musikalitas, dimensi, jiwa, hati, pemikiran, eksperimen, naluri, sensitivitas, jati diri dan sebagainya, bahkan sebagian menganggapnya sebagai nyawa kehidupan. Grunge lahir, tumbuh, berkembang, dewasa dan menua di diri kita. Menjangkit namun bukan penyakit, merasuk tidak untuk membusuk, ambigu tapi bukan benalu. Mengisi hari-hari dengan energinya untuk tetap bertahan hidup di sela-sela ancaman kepunahan bagi mereka yang menganggap genre ini sudah mati.

Mungkin kita sering mengalami suatu keadaan di mana perasaan comfort kita terusik oleh cara bicara ataupun tingkah laku orang lain. Berkenaan dengan keyakinan kuat kita akan sesuatu yang kerap mendapat sentilan atau secara manusiawi sebut saja caci maki, kritik pedas, hujatan, hinaan bahkan bentuk intimidasi permanen. Kita terpaksa menerima muntahan mulut orang lain dan menelannya mentah-mentah tanpa kita tahu di mana letak salah kita hingga mereka berbuat sedemikian keji dengan menyerang lambung psikologis kita.

Entah apa yang mereka benci dari Grunge?? Entah kerugian apa yang mereka terima karena adanya Grunge??? Apakah Grunge mengancam keselamatan mereka??? Apakah Grunge menginjak hak hidup keluarga mereka?? Apakah Grunge monster penghisap darah mereka? Apakah Grunge begitu mengusik waktu tidur mereka??? Sangat tidak logis.. Saya rasa TIDAK dan TIDAK AKAN PERNAH menjadi seperti itu, pastinya kita sama-sama setuju. Lalu apa yang membuat mereka menjadi Anti-Grunge?? Dimana letak hal yang mengganggu? Saya pikir itu NOL BESAR, kalaupun hal itu ada bukankah sebaiknya di simpan saja dalam hati atau buku harian mereka masing-masing tanpa perlu harus di aplikasi dengan tindakan maupun ucapan yang bisa menyakitkan bagi pihak komunikan atas kebencian kosong mereka.

Sampai sekarang saya tak pernah mengerti isi otak sakit orang-orang itu, motivasi utama dan mengapa keadaan tersebut bisa begitu membudaya bagi mereka. Tidak adanya rasa menghargai, toleransi dan pemikiran positif akan sebuah perbedaan. Sudah luntur-nya tenggang rasa akan pekatnya emphaty mengantar mereka bahkan kita pada situasi yang kurang kondusif untuk di singgahi.

Tak jarang saya menerima buah hasil interaksi verbal ataupun non-verbal yang pada intinya menjurus ke situasi yang menyudutkan hanya karena saya seorang GRUNGERS yang mencintai, memperjuangkan dan mengganggap genre ini sebagai bagian dari jantung hidup di tiap detakkannya. Betapa perihnya ketika orang mengolok-olok, merendahkan, menyingkirkan juga menistakan Grunge sesuka hati mereka. Singkatnya mereka menganggap Grunge sebagai musik kuno, music comberan, ketinggalan zaman, aneh, bodoh, kotor, tidak elegan, idealis sampah atau apalah hal-hal buruk lain yang me-nanahi otak mereka. Mereka tak pernah berpikir bagaimana rasanya jika mereka ada pada posisi saya. Di perlakukan tidak semestinya dengan hujanan kalimat-kalimat penghinaan terhadap sebuah kecintaan.

Saya mau sedikit berbagi cerita, baru-baru ini saya mendapat beberapa serangan sms dari oknum-oknum komunitas music metal chapter Gaplek – Pamulang mulai dari senior hingga juniornya. Entah dari mana mereka mendapat nomor handphone saya. Kejadian ini beberapa bulan setelah saya dan band mengisi acara music di sekitar kawasan itu dan mencoba menyebarkan pesan-pesan positif atas genre kami. Hingga pada suatu waktu orang-orang di komunitas itu tiba-tiba dengan seenak-enaknya mengatakan bahwa Grunge itu music kampung. Grunge sudah menghambat perkembangan scene music mereka. Grunge music yang tidak layak di mainkan. So, mengapa saya yang di tuju? Apa salah saya? Apa karena hanya saya saja yang mereka kenal sebagai seorang grunge?? Padahal tak ada sedikitpun tindakan saya saat itu yang menyinggung mereka. Mengapa Grunge di persalahkan??? Atau memang sudah tabiat mereka memang pencari masalah? Kalau mereka merasa hebat kenapa tidak buka forum bersama dengan komunitas grunge, buat ajang debat terbuka, atau silahkan beli tiket pesawat menuju Seattle dan gelarlah diskusi seminar dengan para dedengkot disana. Jadi tidak subjektif membunuh seperti itu. Dasar mafia-mafia retorikal cengeng yang hanya bisa berceloteh via sms.

Saya yakin mereka adalah kaum metal bajakan, metal kamuflase, metal lini bawah dan tidak benar-benar menjiwai metal sebagai genre mereka dengan seksama. Orang-orang yang tak bisa mengcontrol lidahnya. Saya bisa berkata begitu sebab saya sudah melakukan observasi langsung ke daerah komunitas tersebut dan terbukti mereka hanya metal musiman pengikut trend anak muda yang sedang gencar saat ini. Pengaruh doktrinisasi lingkungan dan sugesti senioritas menyimpang yang mungkin sudah mengental tertanam di pikiran gelap insan-insan di komunitas metal Pamulang tersebut. Saya hanya bisa tersenyum dan bersikap tenang dengan apa yang mereka lakukan sebab dengan makin semena-menanya mereka itu justru menunjukkan titik kekurangan mereka.

Di sisi lain saya memiliki banyak teman dari scene metal namun mereka sangat RESPECT dengan dunia Grunge bahkan sebagian dari mereka tertarik dengan genre ini. Alasannya sederhana karena di scene mereka memanglah tipis sekali rasa saling menghargai atau mengenal orang-orang lain yang padahal memiliki selera music sama. Pantas sajalah adanya ketidak sehatan pada kubu seperti komunitas metal Pamulang tadi. Lain halnya dengan kita Grungers yang selalu coba berjabat tangan di tiap pertemuan, memperkuat intern dan ekstern komunitas, mau saling support sesama dan rasa memiliki yang besar atas genre ini.

Mungkin kondisi diskriminasi mengarah pada bullying seperti ungkapan di atas tadi pernah saya ataupun kalian alami. Paradigma meresahkan dimana sesuatu yang kita anggap sebagai sebuah kesakralan, keagungan, ideologi, keyakinan mendalam dan genggaman kekuatan hidup harus di goyahkan oleh sudut pandang minus orang lain. Namun sesungguhnya kondisi pelik itu bisa kita lawan, kita bisa buktikan bahwa Grunge akan BESAR jauh melebihi apapun hingga hujatan hinaan itu nantinya lenyap tak bersisa dan orang-orang picik itu kelak lapuk tertimbun oleh liur muntahan mereka sendiri.

Mari kembali pada diri kita menjadi seorang Grunge yang tegar, jangan lagi menundukkan kepala, tegakkan tubuh, eratkan gandengan tangan, kuatkan solidaritas, jangan mudah jatuh, perluas ruang gerak, bersama tunjukkan pada dunia bahwa kita dan genre ini abadi dan tak akan mati, tak akan pudar di jilat waktu, tak pernah sirna terlindas zaman,. Menjadi Indonesia sebenarnya yang terus menjunjung tinggi Bhineka Tunggal Ika di dada kita.
http://daruratism.wordpress.com/2010/06/08/grunge-kita-dan-persepsi-minus-mereka/


Misteri Kematian Kurt Cobain


Mungkin kita mengetahui mengenai Kurt Cobain, mantan vokalis terkenal Nirvana. Berita gempar mengenai kematian Kurt Cobain pada 4 April 1994 mengejutkan semua pihak terutamanya para fans setianya. Kematiannya yang terjadi pada puncak popularitas dalam dunia musik.

Kematian Kurt Cobain dilaporkan oleh media massa Amerika sebagai ‘bunuh diri’ (suicide). Namun begitu, setahun selepas kematiannya itu timbul berbagai gosip angin tentang kematian Kurt. Gosip-gosip itu kelihatan lebih jelas dengan beberapa bukti yang ditemukan oleh beberapa orang penyelidik.

Salah seorang penyelidik sosial Stewart yang juga seorang pemerhati musik, percaya bahwa Kurt Cobain tidak bunuh diri tetapi dibunuh!. Stewart juga mendakwa bahwa Kurt dibunuh oleh seseorang, kemungkinan seorang anggota Mafia yang juga pernah mengintimidasi personel Nirvana lainnya karena enggan membayar uang keamanan/perlindungan.

Gosip lain pula mengatakan cerita bunuh diri Kurt hanya sebuah rekayasa. Kurt dikatakan masih hidup dan menikmati kehidupan di luar Amerika. Gosip itu juga menyebutkan, vokalis tersebut pernah terlihat berjalan-jalan di Rio De Jenario dan Paris. Selain itu, Kurt juga didakwa pernah terlihat di Disobey Club, di London, dipanggung-panggung theater serta di Festival Hackney Homeless. Selain itu, salah seorang fans pernah menyatakan pernah menjumpainya belanja di supermarket Kwik Save, kota Canning.

Cerita yang paling bisa dipercaya adalah mengenai Kurt Cobain mati kerana ia menjadi eksperimen CIA. Salah seorang yang terlibat dengan eksperimen CIA ini mencoba menghubungi Stewart untuk membeberkan fakta-fakta yang sebenarnya. Stewart setuju untuk bertemu dengan agen tersebut di Gereja Temple, Fleet Street. Stewart menjabarkan agen yang berjumpa dengannya itu sangat muda tetapi kelihatan seperti ketakutan ketika duduk di sampingnya. Menurut agen tersebut, CIA terlibat secara langsung tentang pengaruh-pengaruh musik popular atas golongan muda. Hal itulah yang menjadi puncak pada pembunuhan penyanyi-penyanyi terkenal sebelum ini seperti Brian Jones, John Lennon dan Jim Morrison.

Menurut agen teresebut, pihak CIA senantiasa memastikan bahwa aliran musik dan lirik yang dibawakan kurt Cobain mengandung nilai-nilai sentimen perkauman, sifat benci terhadap warna kulit yang berbeda dan hubungan sesama kaum. Dalam kasus Nirvana ini, khususnya Kurt Cobain, dia mungkin diyakini tidak mengikuti aturan yang dikehendaki oleh CIA sebagai mana yang disetujui bersama.

Informan itu juga memberitahu Stewart bahwa penyanyi-penyanyi telah diracuni pikiran mereka untuk melakukan tindakan ‘bunuh diri’ ketika di saat mencapai puncak popularitas. Semua ini karena CIA mau memastikan para fans bersimpati pada vokalis tersebut dan terus menerus mendengar musik yang dinyanyikan, walaupun penyanyi atau band itu telah ‘mati’.

Kebenaran ini dapat dilihat pada beberapa grup rock zaman dahulu dan sekarang yang masih digemari dan album-album mereka masih dibeli oleh kebanyakan fans misalnya Elvis Presley dan The Beatles.
Persoalan yang timbul sekarang, apakah tembakan itu datang dari tangannya sendiri? Laporan paling lengkap mengenai tragedi sebenarnya ini hanya diketahui 9 tahun selepas kejadian itu. Bekas penulis lagu-lagu rock dan penyanyi sebuah grup rock yaitu Max Wallace dan Ian Halperin menjabarkannya dalam buku mereka yang berjudul In Love and Death : The Murder of Kurt Cobain, diterbitkan pada 3 April 2004. Buku mereka ini berhasil membeberkan teori bahwa Kurt Cobain telah dibunuh (murdered) bukannya bunuh diri (suicide). Teori mereka disokong oleh bukti-bukti forensik polisi daerah Seattle.

Wallace dan Halperin menjabarkan pada saat kematiannya tahun 1994, Kurt Cobain telah meninggalkan isterinya Courtney Love dan membeli dua tiket penerbangan ke Seattle untuk dirinya dan seorang perempuan yang tidak dikenali. Courtney percaya perempuan tersebut adalah teman wanita Kurt.

Hal ini dibuktikan melalui laporan mereka yang mengatakan sejam sebelum kematiannya, Kurt telah hilang dari pusat pemulihan di Los Angelas, dia didapati telah menghubungi United Airlines untuk membeli tiket penerbangan yang masih belum digunakan sehingga sekarang.

Wallace dan Halperin dalam awal penyelidikannya, mereka mempelajari laporan forensik mayat Kurt yang dikeluarkan oleh Polisi Seattle. Catatan tersebut melaporkan Cobain telah mengkonsumsi heroin yang berlebihan sebelum bunuh diri dengan pistol. Mereka percaya seseorang telah memberikan sejenis bubuk kepada Kurt, kemudian menunggu Kurt menghisap bubuk tersebut hingga berfantasi dan akhirnya melepaskan tembakan. Tidak ada tanda atau sidik jari yang tinggal pada pistol Kurt Cobain. Namun hasil penyeldikan mendapati kemungkinan sekurang-kurangnya ada 3 orang berada bersamanya di kamar itu sebelum ia mati.

Kurt Cobain bukanlah orang pertama yang dibunuh, telah berpuluh-puluh artis terkenal yang dibunuh oleh agen-agen, karena tidak mengikut aturan dari pihak mereka. Terdapat banyak penyelidikan yang diterbitkan tetapi berhubung media massa Amerika milik sepenuhnya bangsa Yahudi, maka hal-hal demikian ditutup rapat tanpa diberi ruang untuk dipublikasikan kepada masyarakat.

2 komentar:

  1. Helow bos,wah penjelasanny Kumplit bgt kyk jamu :D salam Grunge freak bos

    BalasHapus
  2. Wah, kurang komplit kayaknya kalau gak ada MUDHONEY bila membahas band-band dedengkot Grunge.
    Pamulangnya dimana sob? ane juga domisili ciputat, bila ada waktu, ayo kita diskusi bareng prihal Grunge, penggiat dan pergerakan kami sekarang ini...

    BalasHapus